Asbabun Nuzul. Pada awal kerasulan Muhammad SAW, dia berkhalwat (meningalkan keramaian) di Goa Hira. Setelah beberapa hari dia mendapatkan wahyu yang pertama Surat Al 'Alaq 1-5. Dalam keadaan kedingingan, dia menemui Khadijah dan menceritakan yang telah terjadi.
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan," خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢. Arab-latin: Khalaqal-insāna min 'alaq. Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣. Arab-latin: Iqra` wa rabbukal-akram. Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"
Asbabunnuzul adalah latar belakang berupa peristiwa yang terjadi di masa nabi, ataupun pertanyaan tentang suatu masalah yang diajukan kepada nabi, kemudian satu ayat atau beberapa ayat turun untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa itu, menjelaskan hukum . atau merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut.86 Asbabun Nuzul Ayat Qs Alaq 1-5
Dirangkum berbagai sumber pada 30 Januari 2022, berikut isi kandungan surat Al Alaq ayat 1-5, lengkap dengan arab, latin, beserta asbabun nuzul. Terdapat sejarah yang terkenal mengenai ayat 1-5 surat Al Alaq adalah ayat-ayat yang pertama kali diturunkan.
RasiyambumenPelangi Khazanah Islam membagikan materi yang kesekian kalinya dalam judul : Asbabun Nuzul Surat Al-'ALAQ (Segumpal Darah) Surat ke 96. Surat Al-A'laq adalah surat yang terdapat di dalam Al-Quran yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw. di Gua Hira. Surat ini terdiri dari 19 ayat, permulaan surat al-a'laq ini
ASBABUNNUZUL SAINS DAN TEKHNOLOGI 1. SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5 A. MUFRADAT Arti Lafadz Arti Lafadz Maha Pemurah األكرم Bacalah اقرأ Yang telah علم Dengan باسم ربك mengajarkan menyebut nama Tuhanmu pena القلم Yang telah خلق menciptakan Yang belum لم يعلم manusia اإلنسان diketahui Dari segumpal من علق
. Surat ini merupakan surat yang ke-1 yang diterima Rasulullah dan surat ke 96 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Ayat 1-5 ini menurut kesepakatan dari kebanyakan ulama’ turun pada tanggal 17 Ramadlan. Terdiri dari 19 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah. Asbabun Nuzul Surat Al-Alaq Ayat 1-5 Diriwayatkan oleh Aisyah dalam sebuah hadist dalam kitab Shohih Bukhori, Ketika beliau Rasulullah ada di Gua Hira, datanglah malaikat seraya berkata, 'Bacalah!' Beliau berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca. Ia mengambil dan mendekap saya sehingga saya lelah. Kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!' Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca' Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang kedua kalinya, kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!' Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak bisa membaca' Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskan saya. Lalu ia membacakan, "Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insaana min'alaq. Iqra' warabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. 'Allamal insaana maa lam ya'lam. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 1 خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ 2 اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 3 الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 4 عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 5 Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq, Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya, Kosakata Iqra’, terambil dari akar kata qara’a yang berarti "menghimpun,” sehingga tidak selalu harus diartikan "membaca teks tertulis dengan aksara tertentu." Dari "menghimpun" lahir aneka ragam makna, seperti “menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak”. Khalaqa, berarti “menciptakan dari tiada, menciptakan tanpa satu contoh terlebih dahulu, mengukur, memperhalus, mengatur, membuat”. Kata khalaqa berbeda dengan ja’ala. Ja’ala mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu. Insaan manusia, terambil dari kata uns yang berarti “senang, jinak, harmonis”, atau dari kats nis-y yang berarti “lupa”. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata naus yang berarti “gerak atau dinamika”. Alaq, dalam kamus bahasa arab berarti “segumpal darah”. Tetapi ada ulama’ tafsir yang mengartikannya “sesuatu yang bergantung di dinding rahim”. Kata juga bisa dipahami dengan arti “sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi selalu bergantung kepada selainnya”. Al-Akram, bisa diterjemahkan dengan arti “Yang Maha/Paling pemurah atau mulia”. Al-Akram, terambil dari kata karama yang antara lain berarti “memberikan dengan mudah dan tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulia, setia, terhormat, sifat kebangsawanan” Qalam, terambil dari kata qalama yang berarti “memotong ujung sesuatu, alat untuk menulis, tulisan”. Pesan Surat Al-Alaq Ayat 1-5 1. Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini menjelaskan tentang wahyu yang pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. 2. Iqra' pada surat Al-Alaq ayat 1-5 ini berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis. Alhasil objek perintah iqra' mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. 3. Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini, Allah memperkenalkan bahwa Diaadalah Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, Dia adalah Tuhan yang harus disembah, karena Allah adalah Maha Pecipta. 4. Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini, Allah juga menegaskah bahwa Ia adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan, dan dari sini Allah mengajarkan kita semua agar selalu membaca alam semesta dan lingkungan di sekeliling kita. 5. Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini memberi pesan bahwa keimanan dan keislaman kita bisa ditingkatkan dengan membaca, meneliti, menelaah, memahami dan menghayati semua ilmu-ilmu Allah yang berada di alam ini.
Surah Al-'Alaq, Terjemahan dan Asbabun-Nuzulnya serta Penjelasan dan Kandungan Ayat. Sebagai agama yang sempurna, Islam menjunjung tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu pengetahuan, diharapkan manusia dapat semakin menghayati kebesaran Allah swt. yang telah mencipta alam semesta. Dalil yang mewajibkan untuk menuntut ilmu, antara lain surah al- 'Alaq ayat 1-5 Pembahasan surah al- 'Alaq berikut ini meliputi lafal surah dan terjemahannya, asbabun nuzul, sertaa penjelasan ayat. 1. Lafal surah al- 'Alaq dan Terjemahan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٢ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ٣ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ٤ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ٥ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. al- 'Alaq/ 96 1-5 2. Asbabun Nuzul Dalam hadis diriwayatkan oleh Aisyah ia berkata bahwa permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. ialah mimpi baik pada waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca pagi. Kemudian, timbullah pada diri beliau keinginan meninggalkan keramaian. Untuk itu, beliau pergi ke Gua Hira untuk berkhalwat. Beliau melakukannya beberapa hari. Khadijah, istri beliau, menyediakan perbekalan untuk beliau. Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' bacalah!" Beliau menjawab "Aku tak pandai membaca." Malaikat mendekap beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab lagi. "Aku tak pandai membaca." setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah al- 'Alaq ayat 1-5, sebagaana tersebut. Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri takut. Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil berkata, "Zammiluni, zammiluni selimuti aku, selimuti aku." Stelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami beliau, Khadijah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau aadalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang yang memikul yang berat." Khadijah segera mengajak beliau untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah seorang pendeta Nasrani yang sangat memahami Kitab Injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian yang dialami semalam. Setelah Rasulullah saw, Selesai menceritakan pengalamannya semalam, Waraqah berkata, "Inilah utusan, sebagaimana Allah swt. pernah mengutus Nabi Musa Semoga aku masih dikaruniai hidup sampai saatnya engkau diusir kaummu." Rasulullah saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menjawab, "Benar! belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi wahyu seperti engkau, yang tidak dimusuhi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku akan menolong engkau seuat-kuatnya." al- Bukhari, Bada' ul Wahyi No. 3 3. Penjelasan ayat Ayat petama berisi perintah secara tegas kepada Rasulullah saw. untuk membaca lafal......adalah bentuk fi' lamr perintah. suatu perintah menunjukkan hukum wajib untuk dilaksanakan. Perintah membaca berarti perintah untuk belajar, menuntut ilmu. Perintah yang dimaksud pada ayat ini berifat umum, tidak tertuju pada suatu ilmu saja. Dengan demikian, kewajiban menuntut ilmu meliputi ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat qauliyah ialah tanda kebesaran Allah swt. yang berupa keadan alam semesta. Baik ayat-ayat qauliyah maupun ayat-ayat qauniyah, wajib kita pelajari. Ayat-ayat qauliyah wajib dipelajari karena menjadi pedoman hidup kita menuju hidup yang diridai Allah swt. Keimanan kita akan makin bertambah dengan mempelajari ayat-ayat kauniyah. Lebih dari 60 %, ayat-ayat Al-Qur'an membicarakan tentang alam semesta. Adapun yang 40 %, ayat-ayat tersebut membicarakan berbagai masalah. Dalil tentang kewajiban mempelajari ayat-ayat kauniyah, antara lain firman Allah swt. Dalam Surah az-Zariyat Ayat 20-21. وَفِي الْأَرْضِ آَيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ * وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ Dan di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memerhatikan? az-Zariyat Ayat 20-21 Pada ayat tersebut, Allah swt. mempertanyakan , "Apakah kamu tidak memperhatikan?" pertanyaan tersebut bukanlah semata-mata pertanyaan, melainkan perintah secara halus agar manusia mau mempelajari alam semesta. Oleh sebab itu, setiap muslim tidak boleh memandang remeh terhadap ilmu biologi, fisika, kimia, geografi, matematika, ataupun sejarah. Pada ayat 2, Allah swt. menyatakan bahwa manusia dicipta dari 'alaqah segumpal darah. Allah juga telah menegaskan bahwa manusia dicipta sebagai sebaik-baik ciptaan at-Tin/954. Di dunia ini tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan fasilitas hidup yang menyamai manusia. Allah swt. memberi anugerah kepada manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama. Semua itu menjadika manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Dengan anugerah yang demikian banyak, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Dalam kaitannya dengan kewajiban menuntut ilmu, ayat kedua ini juga memberi petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya sara jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya. Untuk mengetahui secara rinci asal kejadian manusia, dapat disimak firman Allah swt. sebagai berikut. Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dari sari pati berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kukuh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik. al- Mu'minun/23 12-14 Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa manusia terjadi melalui beberapa proses. Penciptaan manusia dimulai dari sari pati tanah, Sari pati tanah itu, kemudian menjadi bahan makanan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dari tumbuhan dan hewan inilah manusia emperoleh makanan, Apabila yang mengonsumsi makanan dari hewani maupun nabati kaum lelaki, sebagai makanan mendi sperma. Apabila yang mengonsumsi wanita, sebagian menjadi sel telur. Setelah sel telur dibuahi dengan sperma, jadilah nutfah zigot di rahim perempuan. Proses berikutnya, zigot tersebut menjadi 'alaqah segumpal darah yang menempel di dinding rahim prempuan. Proses ini berlangsung selama 40 hari. Pada 40 hari berikutnya, 'alaqah segumpal darah yang menempel di dinding rahim perempuan berubah menjadi lahma sekepal daging. Pada masa 40 hari berikutnya, sekepal dagig itu berubah menjadi tulang bakal kerangka janin yang kemudian dibungkus dengan daging. Setelah itu, Allah swt. menjadikan bentuk lain, yaitu janin. Ktiga ayat tersebut diatas memberikan kita motivasi untuk mempelajari ilmu biologi lebih lanjut lagi yaitu ilmu kedokteran. Pada ayat 3, terdapat dua pengertian pokok yaitu perintah membaca belajar sebagai penegasan bahwa Allah SWT Maha Mulia. Olehnya itu Islam mendidik umatnya agar menjadi umat yang cerdas sehingga dapat memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Karena dalam memahami ayat qauliya tanpa didasari dengan ayat kauniyah sulit untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya pemahaman ayat-ayat kauniyah tapa diimbangi dengan ayat qauliyah dapat membayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian tepatlah kalau dikatakan " Agama tanpa pengetahuan pincang, ilmu tanpa agama buta tak tahu arah dan tujuan hidup. Pada ayat 4, Allah swt. menjelaskan bahwa dia mengajar manusia dengan pena. Pena adalah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia dapat dipahami secara oleh orang lain. Dengan pena maka manusia dapat mencatat berbagai ilmu pengetahuan, dengan pena pula manusia dapat menyatakan pendapat dan keinginan hatinya. Banyak orang yang tidak pandai berpidato tetapi pandai menulis dengan seuah karya ilmiah sehingga memberi manfaat bagi orang lain. Dalam kenyataannya kekuatan pena tidak kalah dengan kuatan lisan. Dengan kemampuan menulis, seseorang mampu meninggalkan jasa yang sangat berharga bagi orang lain. Pada ayat 5, Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia lahir kedunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Secara perlahan-lahan Allah swt menganugerahkan pendengaran dan penglihatan, makin bertambah hari makin bertambah pula pengetahuan manusia dengan kemampuan membaca dan menulis. Manusia dapat mencapai berbagai macam ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang lain.
asbabun nuzul surat al alaq 1 5